,

AkzoNobel Gelar Pameran Bandung Tanpa Kantong Plastik

ARCOM.CO.ID ,Bandung. Perusahaan cat dan pelapis terkemuka serta produsen Dulux AkzoNobel bekerja sama dengan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) menggelar pameran, Talkshow dan Workshop bertajuk, “Bandung Cantik Tanpa Kantong Plastik”, mulai Kamis-Minggu, (21-24/4/2016), di Museum Konperensi Asia Afrika jalan Asia Afrika Bandung.

Hal ini terungkap dalam Press Conference Perayaan Hari Bumi bersama AkzoNobel, Kamis, (21/4/2016), di Ruang Pameran Museum Konperensi Asia Afrika.

Turut hadir di acara ini, Head of Integrated Supply Chain PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints) Irawan Bahtera, Kepala Museum Konperensi Asia Afrika Thomas A. Siregar, Koordinator Harian Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Rahyang Nusantara dan Putri Bahari 2012 Adithiyasanti Sofia.

“Kami biasa menyebut bulan April adalah bulan suci, karena merupakan bulan Peringatan Konperensi Asia Afrika (KAA),” kata Kepala Museum Konperensi Asia Afrika Thomas A. Siregar di awal paparannya, “Kali ini Peringatan 61 tahun KAA tetap besar dari segi semangat,” ujarnya.

Lebih lanjut Thomas mengatakan, setiap pihak yang melakukan kegiatan di Museum KAA memiliki beberapa keuntungan, “Keuntungan tersebut adalah toleransi, kesetaraan, dan kerjasama yang dapat dipraktekan dalam kegiatan sehari-hari,” katanya.

20160421_111743

“Saya mengapresiasi pameran, Talkshow dan Workshop Bandung Cantik Tanpa Kantong Plastik di Museum KAA,” kata Thomas, “Karena kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup akan selalu kami dukung,” tegasnya, “Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik sangat relevan dengan semangat KAA,” kata Thomas di akhir paparannya.

Head of Integrated Supply Chain PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints) Irawan Bahtera mengatakan, kolaborasi Akzonobel dengan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) pada Hari Bumi menegaskan komitmen AkzoNobel, “Kami mendukung setiap tindakan yang mengarah pada keberlanjutan (Sustainability), karena sejalan dengan pendekatan kami yaitu Planet Possible,” kata Irawan.

“Planet Possible merupakan pendekatan terhadap keberlanjutan (Sustainability) yang bertujuan mengurangi emisi karbon dan membuat dunia lebih berkelanjutan,” kata Irawan, “Implementasi kantong plastik berbayar mempunyai tujuan sama dengan Planet Possible,” ujarnya.

Lebih lanjut Irawan mengungkapkan, kantong plastik tidak mudah terdegradasi, “Kebanyakan plastik berubah menjadi tumpukan sampah yang dapat membahayakan ekosistem,” tegasnya.

“AkzoNobel selalu berinovasi dengan pemasok, untuk bersama-sama mengurangi sampah dengan memakai ulang kemasan plastik,” kata Irawan, “AkzoNobel mempunyai prinsip dasar dalam berbisnis, yaitu Safety, Integrity, dan Sustainability,” ujarnya.

Irawan menegaskan, AkzoNobel berkomitmen menciptakan lebih banyak kota yang lebih humanis (Human Cities), “Program Human Cities dari AkzoNobel diantaranya, membuat kota lebih manusiawi, membuat kota lebih berwarna, melestarikan bangunan bersejarah, setiap manusia di kota terkoneksi, pendidikan jantung kehidupan kota, harus ada tempat untuk berekreasi, dan perubahan iklim,” katanya,

“Isu lingkungan saat ini sangat penting, oleh karenanya setiap material yang AkzoNobel gunakan selalu ramah lingkungan,” kata Irawan, “Yang pasti produk AkzoNobel ramah lingkungan, bahkan ada cat Dulux yang dapat menyejukkan ruangan hingga lima derajat celcius,” kata Irawan di akhir paparannya.

20160421_121042-1

Koordinator Harian Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Rahyang Nusantara mengatakan, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) telah mengkampanyekan penggunaan kantong plastik berbayar sejak tahun 2010, “Kami melakukan kampanye ini pertama kali di Bandung dengan tujuan ingin mengajak masyarakat bijak dalam penggunaan kantong plastik,” katanya.

“Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) juga telah melakukan petisi Pay for Plastic sejak tahun 2013,” kata Rahyang, “Setelah berkampanye selama 6 tahun, akhirnya kebijakan plastik berbayar diterapkan,” ujarnya. (Bagoes Rinthoadi)

 

Artikel di atas dapat dibaca di sini

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).