Gerakan Diet Kantong Plastik Menjadi Salah Satu Cara Untuk Menuju Circular City

BANDUNG, 9 Maret 2018 — Dalam rangka mendukung Gerakan Tiga Bulan Bersih Sampah dan memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2018, Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota Bandung, Pemerintah Kota Cimahi, dan Pemerintah Kabupaten Bandung menyelenggarakan International Zero Waste Cities Conference (IZWCC) pada tanggal 5-7 Maret di ketiga kota tersebut di atas. Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) menjadi salah satu pendukung dalam penyelenggaraan acara tersebut.

Bupati Bandung, Walikota Cimahi, dan Asisten Pemerintahan Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Banjarmasin berdiskusi tentang pentingnya pengurangan kantong plastik di IZWCC tanggal 5 Maret 2018 di Hotel Papandayan, Bandung.

Salah satu unsur terpenting dalam zero waste city adalah mencegah timbulnya sampah plastik, terutama yang sekali pakai langsung buang. Di IZWCC ini kita belajar dari pejabat negara dari San Fernando (Filipina), Kerala (India), dan San Fransisco (AS), bahwa ternyata pelarangan kantong plastik telah sukses dilakukan dan bahkan memberi jalan bagi pengurangan plastik sekali pakai lainnya“, imbuh Tiza Mafira, selaku Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik.

Masalah sampah plastik, terutama kantong plastik, saat ini sangat mendesak untuk diselesaikan. Dengan target pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70% secara nasional pada tahun 2025, ditambah dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi sampah plastik di lautan sebesar 70%, diperlukan peran berbagai pihak untuk terlibat dalam menciptakan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam sesi City Leader Forum IZWCC, Kota Banjarmasin menunjukkan komitmennya dalam pengurangan penggunaan kantong plastik melalui pelarangan kantong plastik yang sudah dilaksanakan sejak 1 Juni 2016 lalu.

Momen uji coba kantong plastik tidak gratis tahun 2016 lalu kami manfaatkan untuk dilanjutkan dengan pelarangan kantong plastik“, jelas Hamdi Bin Amak Hasan, selaku Asisten Pemerintahan Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Banjarmasin. “Hal ini kami lakukan sebagai salah satu cara untuk membangun image Kota Banjarmasin sebagai Kota Seribu Sungai. Kami ingin sungai-sungai tersebut terbebas dari sampah plastik“, tambahnya.

Selain Kota Banjarmasin, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung, sebagai daerah dampingan GIDKP sejak tahun 2017 lalu, juga menunjukkan komitmennya dalam persiapan pengurangan penggunaan kantong plastik.

Saat ini Kota Cimahi sedang melakukan kajian untuk mempersiapkan toko-toko, seperti supermarket, untuk tidak lagi menggunaan kantong plastik“, tegas Walikota Cimahi, Ajay M. Priatna, ketika membuka acara City Manager Forum di Gedung Cimahi Technopark pada 6 Maret lalu.

Hal senada diungkapkan oleh Bupati Bandung pada Village Manager Forum IZWCC pada 7 Maret di Gedung Sabilulungan, Soreang, “Saya ingin ke depannya kantong-kantong yang digunakan di Kabupaten Bandung ini menggunakan bahan baku yang berasal dari bahan nabati, seperti singkong“, sebut Dadang M. Nasser, Bupati Bandung.

Ketika pelaksanaan IZWCC berlangsung, video seseorang yang sedang menyelam di kawasan Nusa Penida, Pulau Bali, menjadi viral di media sosial. Hal ini tentunya menjadi pemberitaan internasional yang membuat Indonesia kembali disorot terhadap permasalahan sampah plastik di laut.

Sudah cukup kita dipermalukan di mata dunia mengenai sungai dan laut yang penuh dengan sampah plastik, seakan-akan kita tidak melakukan sesuatu”, ujar Rahyang Nusantara, selaku Koordinator Nasional GIDKP, pada penutupan IZWCC di Gedung Sabilulungan pada 7 Maret lalu. “Sudah banyak hal kita lakukan di kabupaten/kota, seperti di Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung, dalam menerapkan model zero waste cities. Hal ini salah satu upaya yang dilakukan untuk menjadi sosok yang menunjukkan wajah terbaik dari negara kita ini. Sesederhana dengan mengurangi penggunaan kantong plastik melalui program kantong plastik tidak gratis dan pelarangan total penggunaan kantong plastik, serta mengembangkan program-program zero waste di tingkat kabupaten/kota. Hal ini tentunya mencegah terjadinya kebocoran sampah plastik ke sungai dan laut“.

Diharapkan dengan hadirnya perwakilan kabupaten/kota pada IZWCC ini dapat memberikan dorongan dan semangat untuk bersama-sama mewujudkan upaya-upaya pengurangan sampah plastik, khususnya kantong plastik, dalam rangka menuju circular city dan menunjukkan kontribusi positif terhadap citra Indonesia kepada dunia.

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).