,

Kabupaten di Papua Ini Juga Berlakukan Plastik Berbayar

Liputan6.com, Jakarta – Menyusul Jakarta, berbagai toko dan supermarket di Kabupaten Biak Numfor, Papua juga akan memberlakukan kebijakan kantong plastik berbayar. Mulai 1 Agustus 2016, penggunaan kantong plastik dikenakan biaya Rp 200.

“Pengenaan plastik belanja berbayar Rp 200/kantong untuk Biak go green more fresh dan stay cool,” kata pekerja Supermarket Biak Lia, seperti dikutip dari Antara, Jumat (8/7/2016).

Warga Biak diminta peduli lingkungan serta mendukung program membawa kantong belanja sendiri dari rumah untuk mengurangi penggunaan plastik belanja.

Sebelumnya, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Biak ZR Mailoa mengakui, pelaksanaan pengenaan kantong plastik belanja berbayar untuk menekan pemakaian kantong plastik dalam mewujudkan Biak hijau, sehat, dan Biak bersih.

“Untuk pelaksanaan pembayaran plastik belanja berbayar dikelola manajemen supermarket dan pengusaha toko, ya begitu dana terkumpul akan dipakai untuk pengelolaan program lingkungan,” ujar Mailoa.

Hingga Jumat, limbah sampah plastik pascalebaran di bak penampung sampah di berbagai ruas jalan Kota Biak didominasi bebagai jenis kantong plastik.

Artikel di atas dapat dibaca pada Liputan 6

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).