, , ,

Super Indo Gandeng Berbagai Pihak Untuk Dorong Pengurangan Sampah Kantong Plastik

Dalam rangka memperingati Hari Bumi 2018 dan upaya penghentian polusi yang berasal dari sampah plastik, jaringan supermarket nasional Super Indo bekerjasama dengan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) menyelenggarakan kegiatan edukasi publik dan publikasi yang didesain secara khusus untuk mengajak masyarakat Indonesia mengubah perilaku belanja yang kurang bijak dalam penggunaan kantong plastik.

Kegiatan edukasi publik tersebut dirancang khusus dalam konsep talk show dan “Rampok Plastik”. Aktivitas Rampok Plastik sendiri menargetkan para shopper yang masih suka menggunakan kantong plastik saat berbelanja. Para relawan GIDKP yang mendapati shopper membawa kantong plastik akan melakukan pendekatan persuasif untuk meminta kantong plastik yang dibawa shopper dan menukarkannya dengan kantong belanja pakai ulang.  Sedangkan dalam talk show, hadir sebagai pembicara perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, perwakilan GIDKP, public figure, dan manajemen Super Indo yang diwakili oleh Yuvlinda Susanta, Head of Corporate Affairs & Sustainability.

Puncak acara dari rangkaian kegiatan Earth Day yang dilaksanakan di Mall Bassura, Jakarta Timur, ini adalah penandatanganan “Komitmen Bersama” antara Super Indo, GIDKP, KLHK, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta,  dan pasangan selebriti Dallas Pratama dan Kadhita Ayu, selaku public figure peduli lingkungan hidup yang mewakili para shoppers. Komitmen Bersama tersebut adalah bentuk dukungan masing-masing pihak dalam upaya menghentikan polusi lingkungan yang berasal dari kantong plastik dan dukungan pengurangan sampah plastik yang ditargetkan di tahun 2025.

Wirawan Winarto, VP Operation Super Indo mengatakan, “Sejak tahun 2016, Super Indo menjalankan rekomendasi KLHK dalam hal pengurangan sampah plastik, dengan tidak memberikan kantong plastik secara gratis di semua gerainya. Rekomendasi tersebut digulirkan dalam program insentif yang menarik bagi pelanggan dengan menawarkan Reusable Bag dan memberikan Cash Back kepada pelanggan yang tidak menggunakan kantong plastik. Program tersebut berhasil mengurangi penggunaan kantong plastik sebanyak lebih dari 50%, di mana sebelum program Kantong Plastik Tidak Gratis 1,82 kantong plastik per transaksi menjadi rata-rata 0,75 kantong plastik per transaksi. Selain itu juga terjadi perubahan perilaku pelanggan menjadi lebih bijak terhadap penggunaan kantong plastik.”

Yuvlinda menambahkan lebih dari satu juta kantong plastik berhasil dikurangi penggunaannya sepanjang tahun 2017 lalu, bukti komitmen serius Super Indo dalam mengajak pelanggan mengurangi sampah kantong plastik. Program cash back sendiri mendapat sambutan yang sangat positif dari pelanggan dan banyak pihak, sehingga Super Indo dan GIDKP merasa komunikasi publik terkait program tersebut serta edukasinya perlu ditingkatkan dan dijadikan benchmarking sebagai pendekatan yang inovatif dan ramah dalam merubah perilaku masyarakat dalam pengurangan kantong plastik sekali pakai. “Sehingga target pengurangan sampah plastik sebesar 70% di tahun 2025 seperti yang kemukakan oleh Menteri LHK bisa direalisasikan dengan baik,” ujar Yuvlinda.

Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Novrizal Tahar, mengatakan masyarakat Indonesia harus mulai menerima bahwa keberlanjutan lingkungan hidup merupakan bagian dari gaya hidup. “Gerakan atau kebiasaan untuk mengurangi konsumsi sebelum menjadi sampah itu perlu dilakukan, seperti mengurangi penggunaan kantong plastik. Mengubah kebiasaan itu penting untuk dilakukan,” tegas beliau.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Super Indo dalam menangani permasalahan lingkungan hidup, khususnya yang berkaitan dengan polusi plastik. Hal seperti ini perlu kita sebar luaskan bahwa Indonesia mampu menjadi bagian dari solusi dunia untuk menghentikan polusi plastik, sesuai dengan tema Hari Bumi tahun ini. Tentunya inisiatif seperti yang dilakukan oleh Super Indo sangat perlu ditiru oleh gerai-gerai toko modern lainnya supaya dampak dari apa yang dilakukan untuk menghentikan polusi plastik menjadi lebih besar,” ujar Rahyang Nusatara, selaku Koordinator Nasional GIDKP.

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).