,

Wali Kota Solo Tolak Kantong Plastik Berbayar

SOLO, KOMPAS.com– Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menolak adanya sistem plastik berbayar. Alasannya, bagi warga yang mampu, masih akan membeli katnong plastik saat berbelanja. 
Hal tersebut, menurut Rudy, tidak akan mengurangi penggunaan kantong plastik. Rudy menjelaskan bahwa solusi untuk mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan kantong plastik bukan dengan cara meminta konsumen untuk membeli kantong plastik saat berbelanja, melainkan peritel menyediakan tas belanja dari bahan kain.

“Saya tidak setuju, karena bagi warga yang mampu bayar, ya akan tetap pakai tas plastik karena praktis. Itu tidak akan mengurangi jumlah sampah plastik. Lebih baik, pengusaha retail atau toko menyediakan tas kantong belanja dari kain atau anyaman bambu, sehingga pembeli akan membelinya sebagai pengganti kantong plastik,” katanya saat menghairi “Car Free Day” di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu (21/2/2016).

Lebih jauh lagi, Rudy menjelaskan bahwa pengusaha retail memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility) yang bisa digunakan untuk pembuatan tas pengganti kantong plastik.

Dengan dasar tersebut, Rudy berharap pengusaha bisa saja memberi gratis tas tersebut kepada pembeli atau bisa membeli dengan harga murah.

“Tas itu nantinya tidak sekali pakai, bisa dipakai berkali-kali saat berbelanja,” katanya.

 

Artikel di atas diambil dari Kompas.com yang dapat dibaca di sini

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).