Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) adalah perkumpulan nasional yang memiliki misi untuk mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik.
Perilaku yang dilakukan dalam rangka mendukung upaya-upaya pengurangan penggunaan kantong plastik sekali pakai dengan menggunakan tas-tas alternatif pengganti kantong plastik.
Bahan baku untuk memproduksi kantong plastik berasal dari energi tidak terbarukan yang hanya digunakan sekali pakai. Kantong plastik yang digunakan sebagai wadah makanan (terutama makanan yang masih dalam kondisi panas) bisa mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia.
Kantong plastik yang dibuang dengan tidak bertanggung jawab bisa mengotori lingkungan, menyumbat selokan dan badan air. Kantong plastik yang mencemari perairan akan menurunkan kualitas air sungai dan laut, serta membunuh hewan-hewan yang hidup di area perairan. Selain itu, pembakarannya dapat menimbulkan zat-zat beracun yang bersifat karsinogenik dan berbahaya bagi manusia. Kantong plastik yang ditimbun atau dikubur akan terurai hingga ratusan dan ribuan tahun kemudian, padahal siklus pemakainnya cepat oleh konsumen.
Menurut riset Greeneration Indonesia pada tahun 2009, sebanyak 700 lembar kantong plastik digunakan setiap satu orang per tahun.
Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik fokus pada aktivias advokasi, fasilitasi, dan edukasi.
Aksi Diet Kantong Plastik dimulai oleh Greeneration Indonesia di Bandung tahun 2010 bertepatan dengan peluncuran program serupa dengan Circle K. Aksi ini juga dimulai oleh Komunitas Nol Sampah di Surabaya dengan nama “Diet Tas Kresek”.
Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik diinisiasi oleh PT. Greeneration Indonesia, PT. Daun Plus (LeafPlus), PT. Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia), change.org, Ciliwung Institute, Earth Hour Indonesia, Indorelawan, Kreasi Daur Ulang, Tiza Mafira, dan Joko Arif pada tahun 2013. Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik tercatat sebagai Perkumpulan di tahun 2014 oleh Notaris Fully Handayani Ridwan, SH, M.Kn pada tanggal 14 Agustus 2014.
Hingga saat ini, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik memiliki perwakilan daerah di Denpasar (dengan Bye Bye Plastic Bags), Surabaya (Komunitas Nol Sampah), Batu/Malang (Zona Bening), Tasikmalaya (Rumah Sampah Berbasih Sekolah), dan Papua (SMA PGII Jayapura). Di kancah internasional, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik merupakan anggota dari Plastic Pollution Coalition yang bermarkas di Amerika Serikat dan Global Alliance for Incinerator Alternative (GAIA) yang bermarkas di Filipina. Dari tahun 2010, aksi diet kantong plastik sudah didukung oleh Pemerintah Kota Bandung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Circle K, Bank Mandiri, The Body Shop Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Carrefour, PT. Merck Indonesia, Tbk melalui Klik Hati Merck, Kiehl’s Indonesia melalui program Kiehl’s Gives, Allianz Singapura, Allianz Indonesia, dan masih banyak pihak lainnya yang senantiasa mendukung aksi ini.
Kantong plastik mulai diperkenalkan sekitar tahun 1960-1970an, dimana saat itu mulai dipakai oleh supermarket sebagai wadah belanja. Hingga saat ini, penggunaan kantong plastik terus meningkat.
Kantong plastik akan terurai hingga ratusan bahkan ribuan tahun lamanya. Kantong plastik hanya akan terurai menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil (terdisintegrasi) dan mencemari lingkungan.
Kebanyakan orang membuang kantong plastik di tempat sampah, yang nantinya akan diangkut oleh petugas kebersihan dan berakhir di Tempat Pembuangan Sampah Sementara/Akhir (TPS/TPA). Namun, ada beberapa masyarakat yang membuang kantong plastik ke sungai, dikubur atau dibakar di pekarangan rumah.
Lokasi penghasil kantong plastik tersebar baik di kota maupun di desa. Mereka berasal dan diberikan secara gratis dari pasar-pasar tradisional, warung, minimarket, supermarket, hypermarket, department store, dan toko-toko lainnya. Tentunya produsen kantong plastik memiliki peranan penting dalam menyediakan kantong plastik untuk pasar.
Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik berkantor pusat di Jakarta Selatan dan memiliki perwakilan daerah di Bandung, Tasikmalaya, Batu/Malang, Denpasar, dan Surabaya.
Setelah mengetahui bahaya dan dampak yang ditimbulkan kantong plastik, sudah semestinya kita mendukung dan ikut serta dalam upaya pengurangan penggunaan kantong plastik untuk menyelamatkan lingkungan hidup yang terancam kerusakannya.
Ada berbagai cara untuk mengurangi kantong plastik. Sebagai individu, kita bisa mulai dengan memiliki dan menggunakan tas belanja pakai ulang sebagai pengganti kantong plastik. Selain membeli, kita pun bisa memuat sendiri tas belanja dari kaos bekas dengan metode t-shirt bag. Kalau terpaksa menggunakan kantong plastik, jangan langsung dibuang, tetapi gunakan terus menerus sebagai kantong belanja. Sebagai pemilik toko, kantong plastik bisa dikurangi dengan menerapkan sistem #pay4plastic, yaitu menetapkan harga atau pajak pada kantong plastik yang dikeluarkan. Selain itu, penggunaan kantong kertas atau kantong biodegradable bisa menjadi pilihan, selain menyediakan kardus dan tas pakai ulang lainnya.
Siapapun bisa bergabung dengan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik sebagai relawan (khusus Jakarta dan Bandung) dengan mendaftar di www.indorelawan.org. Bagi kota lain yang memiliki gerakan serupa, kami dengan senang hati terbuka untuk bermitra dalam mengampanyekan aksi ini di daerah.
Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik terdiri dari: dua orang pembina, tujuh belas orang anggota working group, tiga orang pengurus, dan lebih dari lima puluh orang relawan yang tersebar di Bandung dan Jakarta.
Seperti yang pernah dilakukan oleh Circle K di tahun 2010-2011 pada penerapan Standard Operating Procedure Diet Kantong Plastik dimana kantong plastik yang dikeluarkan untuk konsumen dikenakan harga. Dana yang terkumpul dari kantong plastik berbayar dikumpulkan dan digunakan sebagai dana konservasi lingkungan. Melalui program Clean Up Your City, Circle K melakukan pertanggung jawaban dana donasi kepada konsumen. Begitupun halnya dengan Carrefour yang pada 22 Juni 2013 lalu melakukan program Satu Hari Tanpa Kantong Plastik dalam rangka HUT DKI Jakarta. Dana donasi yang terkumpul dari kantong plastik berbayar disalurkan kepada Komunitas Ciliwung Condet dalam bentuk perahu karet untuk kepentingan konservasi.
Kantong plastik yang terkumpul dari rampok plastik digunakan untuk kepentingan kampanye diet kantong plastik, salah satunya digunakan untuk membuat monster kresek. Selain itu, kantong plastik kami salurkan kepada pengelola yang kompeten untuk mendaur ulang dan komunitas yang melakukan upcycle kantong plastik.