,

Cerita Gracia Indri dengan Kantong Plastik Berbayar

Liputan6.com, Jakarta – Gracia Indri menyambut positif sosialisasi kantong plastik berbayar sedang digalang pemerintah Indonesia. Gracia Indri mengungkapkan pengalamannya saat mulai melakukan program tersebut.

“Kemarin sempat belanja, tapi emang bayar (kantong plastik),” ucap Gracia Indri saat ditemui di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, baru-baru ini.

Harga kantong plastik dihargai pemerintah Rp 200. Namun, Gracia Indri tak mau mengenakan kantong plastik, dirinya selalu membawa tas sendiri saat berbelanja.

“Bukan enggak mau bayar 200 peraknya, tapi plastik adalah barang yang susah didaur ulang. Makanya mendukung gerakan itu dan aku selalu bawa tas yang bukan plastik,” sambung Gracia Indri.

Menurut Gracia Indri, sosialisasi kantong plastik berbayar merupakan cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan.

“Kita memang butuh kantong plastik, tapi karena baca dan sudah tahu, tidak memakai plastik salah satu cara untuk go green,” kata wanita yang kerap disapa Indri ini.

Sementara itu, Gracia Indri sempat dikabarkan hamil anak pertamanya. Isu tersebut menyebar setelah Gracia Indri mengunggah foto perutnya terlihat agak buncit dari sebelumnya.

Namun setelah dikonfirmasi, Gracia Indri mengaku sedang tidak hamil. Gracia dan suami, David NOAH memang sengaja menunda punya momongan. Keduanya masih asyik menikmati kesibukan karier dan kehidupan rumah tangga.

(Fac/Des)

Artikel dapat dibaca di sini

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).