UN Ocean Hero
Tiza Mafira, Ocean Hero 2018 asal Indonesia, Pengacara dan Direktur Gerakan Diet Kantong Plastik Indonesia (GIDKP), telah mengkampanyekan kantong plastik sekali pakai sejak 2013. Ia mendorong pelarangan kantong plastik sekali pakai. di sektor ritel. Organisasi Tiza meluncurkan petisi pada tahun 2015 yang meminta pengecer untuk tidak lagi menyediakan kantong plastik secara gratis. Tahun berikutnya, uji coba nasional kantong plastik berbayar diperkenalkan. Setelah enam bulan uji coba, terjadi penurunan yang signifikan dalam penggunaan kantong plastik di negara tersebut (55%). Meski uji coba ini dihentikan karena kesepakatan yang tidak meyakinkan di antara para pemangku kepentingan, beberapa provinsi telah menyiapkan inisiatif sendiri untuk mengembangkan peraturan terkait dan dua kota di Indonesia telah melarang kantong plastik di toko ritel modern.
Revolusi Mental Dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Sejak awal dibentuk, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) tidak ditujukan sebagai lembaga sosial-lingkungan yang narsis. Di satu sisi, ini menjadikan kita untuk bisa fokus mencapai perubahan sosial-lingkungan yang kami idam-idamkan. Namun, bersikap “narsis” terkadang diperlukan juga untuk kebutuhan pembentukan citra organisasi untuk bisa bersinggungan dengan calon mitra-mitra potensial.
Pada awalnya, kami tidak cukup serius membentuk citra dari GIDKP. Hanya memanfaatkan media sosial sebagai wadah untuk “memamerkan” apa yang telah kami lakukan dan perubahan apa yang telah kami intervensi. Seiring berjalannya waktu, upaya ini saja tidak cukup. Singkat kata, kondisi ini mendorong saya untuk melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Selain untuk meningkatkan kompetensi diri, juga untuk meningkatkan kredibilitas organisasi.
Keuntungan menjadi organisasi dengan isu yang sangat spesifik adalah memudahkan orang-orang yang memiliki kepedulian yang sama untuk mencari lembaga yang bisa memberikan mereka wadah untuk ikut berkontribusi. Ini adalah salah satu privilese yang kami miliki, yaitu menjadi berbeda dengan kebanyakan lembaga sosial-lingkungan.
Ketidaknarsisan kami ini ternyata dilirik oleh berbagai pihak. Dimulai dari banyaknya undangan untuk menjadi narasumber di berbagai acara, menjadi tenaga ahli bagi pemerintah, dan bahkan menerima penghargaan. Penghargaan yang kami terima adalah dua penghargaan dari Pemerintah Kota Bandung (tahun 2014 dan 2015) dan Direktur Eksekutif kami, Tiza Mafira, diakui sebagai Ocean Heroes 2018 oleh United Nations Environment Program.
Dibandingkan organisasi lain, kami tidak ada apa-apanya. Tidak pernah terlibat dalam acara ataupun menerima penghargaan yang bergengsi. Namun, kami percaya bahwa apa yang kami lakukan sedang mengubah dunia melalui aksi kecil yang kami lakukan. Ternyata apa yang kami lakukan ini diam-diam diperhatikan oleh banyak pihak.
Cukup mengagetkan ketika kami di GIDKP menerima undangan untuk memberikan presentasi di hadapan para juri Anugerah Revolusi Mental 2019. Jujur, kami baru dengar ada penghargaan ini. Selain itu, kami juga terkejut karena hanya kami satu-satunya lembaga sosial dari bidang lingkungan hidup yang diundang. Saya mewakili GIDKP di H-1 ulang tahun saya untuk presentasi di hadapan para juri. Bisa jadi ini adalah hadiah ulang tahun juga karena harus membuktikan kepada para ahli dan senior bahwa apa yang saya kerjakan, apa yang organisasi kami kerjakan itu berdampak baik.