,

Citraland Fresh Market Menuju Pasar Bebas Plastik

Citraland Fresh Market Menuju Pasar Bebas Plastik

Oleh: Komunitas Nol Sampah Surabaya

Permasalahan sampah di Indonesia, khususnya di Kota Surabaya, merupakan masalah yang belum dapat terselesaikan hingga saat ini. Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan industri perdadangan, maka jumlah volume timbulan sampah yang dihasilkan juga turut bertambah. Komposisi sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sampah organik sebanyak 60-70% dan sisanya adalah sampah non organik sebanyak 30-40%,. Dari sampah non organik tersebut komposisi terbanyak kedua adalah sampah plastik. Sampah plastik terbanyak adalah jenis kantong plastik atau kantong kresek selain plastik kemasan.

Jambeck (2015) menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam peringkat dua dunia penghasil sampah plastik di perairan sebanyak 187,2 ton setelah Cina. Hal itu berkaitan dengan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menyebutkan bahwa plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu 1 tahun saja, telah mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik. Jumlah itu setara dengan luasan 65,7 hektar kantong plastik.

Berdasarkan permasalahan diatas, Komunitas Nol Sampah Surabaya bersama dengan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) bekerjasama dengan pengelola pasar Fresh-Market Citraland Surabaya serta didukung oleh Kedutaan Besar Kanada melalui Canada Fund for Local Initiative (CFLI) tengah melaksanakan kegiatan Pasar Bebas Plastik. Program Pasar Bebas Plastik ini merupakan uji coba pasar percontohan bebas plastik pertama di Surabaya. Citraland Fresh Market adalah salah satu pasar di antara ratusan pasar yang terdapat di Kota Surabaya. Pasar ini dikelola dengan profesional oleh pengembang Citraland, dibuktikan dengan kondisi pasar yang tertata rapi, bersih dan asri. 

Program pasar bebas plastik ini diawali dengan kegiatan penelitian dasar, yaitu riset baseline yang menyasar pedagang sebagai responden dan Focus Group Discussion (FGD). FGD ini dimaksudkan agar pedagang dan pihak-pihak terkait yang berada di sekitar area pasar juga diajak dan dilibatkan untuk mengetahui permasalahan, ide, dan solusi alternatif seperti apa yang dapat dilakukan agar uji coba program pasar bebas plastik di pasar Fresh Market Citraland ini dapat berhasil. 

Penelitian dasar ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemauan pedagang pasar Fresh Market Citraland untuk mengurangi produksi sampah plastik sekali pakai. Riset baseline dilakukan pada 9 Agustus – 5 September 2021. Data yang didapatkan dalam penelitian dasar ini, diantaranya adalah terkait konsumsi plastik jenis kresek besar yang dikeluarkan oleh pedagang dapat mencapai 964 lembar per harinya dan 3.005 lembar untuk  kresek kecil. Selain itu sejumlah 75% pedagang setuju atau bersedia untuk mengurangi konsumsi plastik sekali pakai di kiosnya. Lebih lanjut, hanya 24,6% pedagang yang merasa sering melihat pengunjung pasar membawa kantong belanja sendiri saat berbelanja. 

Pada kegiatan FGD yang dihadiri 35 orang sebagai peserta dari perwakilan pedagang, perwakilan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, pengelola pasar, dan berbagai pihak lainnya. Adapun hasil dari FGD adalah perlu dilakukannya edukasi bagi pembeli terkait membawa tas guna ulang sendiri saat berbelanja, disediakannya tempat pemilahan sampah di area pasar, adanya aturan tertulis dari pengelola pasar, dan perlu mematahkan mitos yang berkembang di masyarakat surabaya terkait penggunaan kantong kresek. 

“…..”, ujar ….

Program ini akan berlangsung hingga bulan Februari 2022 untuk menguji cobakan model pasar bebas plastik. Harapannya dengan dilaksanakannya penelitian dasar ini di pasar Fresh Market Citraland, data yang didapatkan dapat dijadikan sebagai landasan dasar untuk ditindaklanjuti melalui kampanye dan sosialisasi kepada para pedagang dan konsumen pasar. Tentunya dengan begitu program pasar bebas plastik ini dapat tepat sasaran. 

 

 

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).