,

Lokakarya Local Champions: Langkah Awal Penyebaran Program Pasar Bebas Plastik di Indonesia

Dalam rangka memperluaskan kampanye pengurangan sampah plastik sekali pakai di pasar tradisional, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) menyelenggarakan lokakarya atau workshop local champions program pasar bebas plastik. Kegiatan ini terdiri dari peserta individu yang telah diseleksi dan juga bersama beberapa organisasi seperti Nol Sampah Surabaya, PPLH Bali dan Ecoton dari Gresik. Kegiatan lokakarya yang dilaksanakan selama 3 hari ini, diisi dengan berbagai aktivitas, mulai dari pemaparan konsep program pasar bebas plastik, diskusi, presentasi kelompok, dan juga studi banding ke pasar percontohan bebas plastik pertama, yaitu Pasar Tebet Barat Jakarta Selatan.

Dalam kegiatan ini, Tiza Mafira selaku Direktur Eksekutif GIDKP mengajak para peserta lokakarya untuk sama-sama mengambil peran dalam pelaksanaan program pasar bebas plastik di daerah masing-masing . “Kami mengajak teman-teman serta komunitas lokal untuk ikut andil dan berkontribusi terhadap pengurangan plastik khususnya di pasar tradisional dan harapannya program Pasar Bebas Plastik ini dapat diperluas hingga ke berbagai macam daerah di Indonesia. Program ini dapat berhasil apabila seluruh elemen yang ada di setiap wilayah kompak dan dapat bekerjasama dengan baik antara satu pihak dengan pihak lainnya” ucapnya.

Kegiatan lokakarya ini diawali dengan pemaparan secara terperinci mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan program berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan di Pasar Tebet Barat Jakarta. Setelah sesi pemaparan program, kegiatan dilanjutkan dengan sesi Focus Group Discussion (FGD) dimana peserta diajak untuk dapat mengidentifikasi berbagai macam permasalahan, ide kreatif, dan solusi yang menarik untuk penerapan atau replikasi Pasar Bebas Plastik di masing-masing daerahnya. 

Para peserta terlihat sangat aktif dalam memberikan masukkan dan saran kepada kelompok yang lainnya pada saat sesi tanya jawab presentasi. Nabila Nur Amalina, salah satu peserta asal Bandung, sangat antusias dalam menyampaikan ide dan gagasannya untuk program Pasar Bebas Plastik di kota Bandung. “Khusus di kota Bandung, salah satu contohnya, kami berencana mengaktifkan serta mengkolaborasikan kelompok penjahit yang ada di dalam area pasar agar dapat memproduksi tas guna ulang yang ramah lingkungan dan selanjutnya bisa didistribusikan kepada setiap kelompok pedagang yang terdapat di area pasar” tuturnya. 

Untuk dapat melihat langsung penerapan program pasar bebas plastik, para peserta diajak untuk mengunjungi Pasar Tebet Barat sebagai pasar percontohan bebas plastik pertama di Jakarta, bahkan bisa jadi yang pertama di Indonesia. Dalam kunjungannya, para peserta diminta untuk mengidentifikasi secara mandiri apa saja hal yang mereka temui di lapangan, yang nantinya dapat menjadi pembelajaran untuk diterapkan di pasar tradisional di wilayahnya. 

Lokakarya Local Champion Pasar Bebas Plastik ini bertujuan untuk mengkolaborasikan berbagai stakeholder serta mensosialisasikan program Pasar Bebas Plastik kepada setiap daerah. Program pasar bebas plastik yang telah sukses dilaksanakan di Pasar Tebet Barat diharapkan dapat direplikasi oleh berbagai komunitas atau lembaga yang terdapat di masing-masing wilayah. Secara khusus, kegiatan lokakarya Local Champion Pasar Bebas Plastik ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi kepada para peserta agar dapat menjadi pionir perubahan kepada stakeholder, para pedagang, dan konsumen pasar tradisional di masing-masing wilayahnya. 

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).