,

Mengurangi Kantong Plastik Bersama Keluarga Nadia Mulya & Rayi Putra

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kembali mengadakan Pekan Nasional Perubahan Iklim yang diadakan di Auditorium Manggala Wanabhakti pada tanggal 2-4 Agustus 2017. GIDKP berkesempatan untuk mengadakan talkshow #DietKantongPlastik yang berjudul “Peran Keluarga Dalam Membentuk Perilaku Diet Kantong Plastik”untuk mendukung semangat ASEAN Hijau Lestari yang diselenggarakan pada Kamis, 3 Agustus 2017.

Narasumber yang hadir pada acara ini adalah Nadia Mulya dan Rayi Putra beserta keluarga masing-masing yang dipandu oleh Rahyang Nusantara (GIDKP & SDSN Youth Network Coordinator Indonesia) sebagai moderator.  Acara dimulai pada pukul 14.00 WIB dan dihadiri oleh banyak peserta baik para pengunjung pameran maupun tamu undangan.

IMG-20170804-WA0025

Narasumber talkshow #dietkantongplastik

Acara ini membahas tentang budaya ramah lingkungan, khususnya diet kantong plastik dalam lingkungan keluarga. Baik keluarga Nadia Mulya maupun Rayi Putra terbiasa menggunakan tas pakai ulang sebagai pengganti dari kantong plastik. Sebagaimana disampaikan Nadia, memang sulit untuk betul-betul tidak menggunakan plastik. Namun makna dari diet kantong plastik ini bukan untuk sama sekali lepas dari plastik, melainkan lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik. Rayi menambahkan, bila kita terpaksa atau lupa membawa tas pakai ulang sehingga menggunakan kantong plastik, pastikan kantong plastik itu kita gunakan kembali, sehingga tidak langsung terbuang menjadi sampah.

Dibahas pula mengenai aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh anggota keluarga dan berujung pada sampah, salah satunya adalah penggunaan popok. Rayi dan istrinya, Dila Hadju, menyampaikan bahwa sebisa mungkin menggunakan popok kain untuk anak mereka. Dila bercerita bagaimana popok sekali pakai itu tidak dapat terurai. Begitu banyak popok sekali pakai yang berakhir sebagai sampah di sungai. Kebiasaan lain yang dilakukan Rayi dan Dila adalah mengumpulkan karcis tol untuk kemudian digunakan sebagai sticky notes. Rayi berpendapat karcis itu lebih baik digunakan kembali, daripada langsung terbuang sebagai sampah. Dengan demikian, selain mengurangi sampah juga bisa lebih hemat, karena tidak perlu membeli sticky notes.

IMG-20170804-WA0018

Dari kiri ke kanan : Dila, Budi, Delmar dan Nadia

Para narasumber menegaskan pentingnya penanaman nilai-nilai ramah lingkungan kepada anak-anak sejak dini. “Bagaimana mungkin anak-anak itu nantinya peduli lingkungan apabila tidak pernah merasakan lingkungan itu seperti apa, ucap Nadia. Maka menjadi penting untuk mengajak anak-anak kembali ke alam. Nadia gemar mengajak anak-anaknya berlibur ke luar kota, contohnya bermain di pantai. Sependapat dengan Nadia, Rayi dan Dila membiasakan anak mereka yang masih bayi bermain di rumput pada pagi hari agar mengenal alam lebih dekat

Nadia bercerita, pada ulang tahun anaknya, ia mengundang seluruh teman-teman putrinya untuk merayakan ulang tahun dengan cara yang berbeda. Ia memberikan edukasi mengenai lingkungan dan langkah mengurangi plastik dengan cara yang unik dan berbeda sehingga mudah diterima oleh anak-anak. “Pada ulang tahun putri saya yang kedua, saya mencoba merayakan dengan sesuatu yang menarik. Saya memberikan edukasi seputar lingkungan dan ternyata anak-anak sangat menyukainya”, ucap Nadia. Anak-anak ini kemudian bercerita kepada orangtuanya, bahkan menegur orangtuanya apabila menggunakan kantong plastik. Kebiasaan ramah lingkungan ini menyebar dari anak-anak ke keluarga mereka.

“Mungkin mayoritas kita berpikir bahwa bila hanya kita sendiri yang melakukannya tidak akan berpengaruh apa-apa. Namun, jika dilakukan bersama-sama, akan terlihat dampaknya”, jelas Rayi.

Nadia juga menuturkan, dengan kita membiasakan diri mengurangi penggunaan kantong plastik, akan menginspirasi orang lain untuk ikut melakukannya, sehingga dampak positif dapat terasa lebih luas lagi. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan membawa tas belanja pakai ulang.

IMG-20170804-WA0028

Rayi dan Dila mulai menggunakan popok kain untuk Budi

 

Pada kesempatan ini, Nadia dan Rayi Putra turut mendorong Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia untuk segera mengesahkan Peraturan Menteri mengenai kantong plastik. Harapannya agar pengurangan kantong plastik secara signifikan dapat segera tercapai dan masyarakat mulai terbiasa tidak pakai kantong plastik. (Dira)

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).