,

Yuk, Dukung Kantong Plastik Tidak Gratis

Faktanya, Indonesia menempati peringkat kedua penyumbang sampah plastik di lautan. Bayangkan berapa banyak makhluk di lautan yang terancam akibatnya pencemaran yang terjadi. Ekosistem laut pun perlahan mengalami ketidakseimbangan akibat sampah plastik yang sulit terurai dan juga mengancam kehidupan laut dah manusia. Atas peristiwa ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) akan menerapkan kebijakan kantong plastik tidak gratis atau#pay4plastic.
Kantong plastik tidak gratis ini merupakan mekanisme saat para pelaku usaha memberikan tarif untuk setiap kantong plastik. Hal ini dilakukan untuk mendorong masyarakat mengurangi ketergantungan terhadap kantong plastik sekali pakai yang telah mencemari lingkungan hidup.
Sumber Foto: ClozetteCrew
Whulandary, Puteri Indonesia 2013 mendukung ‘Kantong Plastik Tidak Gratis
Sumber Foto: ClozetteCrew
Kebijakan pemerintah ini dimulai berkat adanya gerakan dari GDIKP (Gerakan Indonesia Diet Kantong Platik) yang membuat petisi melalui Change.org. Hingga saat ini GDIKP telah berhasil mengumpulkan 70.000 lebih tanda tangan masyarakat yang mendukung petisi ini, baik secara offline dan online.
The Body Shop Indonesia, brand kosmetik yang selalu menggalakkan isu-isu lingkungan juga menyediakan layanan penandatanganan petisi secara offline di seluruh gerai The Body Shop pada tahun 2015. Berdasarkan survei lebih dari 80% masyarakat setuju dengan kebijakan kantong plastik berbayar dan akan mengurangi penggunaan kantong plastik apabila harganya antara Rp.500 – Rp.5000.
Gerakan ini juga didukung oleh para penggiat isu lingkungan seperti, Whulandary Herman (Puteri Indonesia 2013), Davina Veronica dari Garda Satwa Indonesia dan Natalia (Runner Up 1 Miss Scuba Indonesia 2015). Mereka telah lama membuat sebuah perubahan salah satunya dengan membawa kantong kain sendiri saat berbelanja. Menolak pemberian plastik juga menjadi cara agar para retail yang memberi plastik gratis bisa memberikan pilihan kepada konsumennya. Harapan dari adanya gerakan ini hanyalah satu, menuju Indonesia yang bebas sampah plastik.
Davina, Pak Aryanto (dari Circle K sebagai perwakilan pihak retail), Tiza Mafira, Whulandary, Pak Agus Suprianto (dari KLHK), Bu Rika Anggraini (GM Corporate Communication The Body Shop), Natalie, dan Arif (dari Change.org)
Sumber Foto:ClozetteCrew
Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).