, ,

Ajak Anak Muda untuk Memahami dan Mencari Solusi Permasalahan Sampah Kantong Plastik, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Selenggarakan Zero Waste Youth Festival

Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional dan dengan diadakannya kampanye Tiga Bulan Bersih Sampah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) menyelenggarakan kegiatan kampanye interaktif bernama Zero Waste Youth Festival.

Masalah sampah plastik, terutama kantong plastik, saat ini sangat mendesak untuk diselesaikan. Dengan target pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70% secara nasional pada tahun 2025, ditambah dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi sampah plastik di lautan sebesar 70%, diperlukan peran berbagai pihak untuk terlibat dalam menciptakan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. GIDKP menyasar pada kalangan muda untuk terlibat dalam kegiatan Zero Waste Youth Festival. Hal ini dimaksudkan dengan tujuan agar kalangan muda di Indonesia dapat memahami lebih dalam mengenai isu sampah plastik dan memacu mereka untuk lebih giat dan partisipatif dalam mengatasi permasalahan ini. “Seringkali anak muda malah lebih terdepan dalam menciptakan solusi, asal mereka didukung untuk bertindak. Kami ingin mengajak anak muda agar meningkatkan eksistensi mereka dalam penyelesaian masalah lingkungan hidup, terutama masalah sampah. Selain itu,, kami ingin mengajak masyarakat melihat bahwa kampanye lingkungan Bersama anak muda dapat terwujud melalui berbagai cara yang menarik dan inovatif.”uar Tiza Mafira, Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik.

Rangkaian acara Zero Waste Youth Festival diadakan pada tanggal 24 Februari 2018 di kota Cimahi, 26 Februari 2018 di kota Bandung, dan 6-7 Maret di Soreang, Kabupaten Bandung. Acara ini melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholder) di antaranya pemerintah dan parlemen, akademisi dan pakar, filantropi dan bisnis, serta kelompok masyarakat sipil dan media massa Acara ini pun mendukung sektor ekonomi kreatif sebagai salah satu cara atau pendekatan yang digunakan untuk mendorong adanya peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku.

Zero Waste Youth Festival ini diisi dengan berbagai kegiatan menarik, antara lain zero waste seminar, plastic hunt race dengan menggunakan aplikasi interaktif “Augmented Reality”, rampok plastic, movie screening, youth dialogue studio, lokakarya daur ulang, music performance oleh Arina Ephipania feat. Indrakustik dan penerapan zero waste event selama acara berlangsung. Acara ini turut dihadiri oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Wakil Walikota Cimahi , Ngatiyana, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, dengan dipandu moderator Nadia Mulya, TV Host yang juga merupakan Duta Diet Kantong Plastik.

Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menyatakan kegiatan “Zero Waste Youth Festival” diharapkan mampu untuk berkontribusi memberikan solusi pengelolaan sampah dan bisa dikembangkan ke seluruh Indonesia dalam kerangka peningkatan ekonomi kreatif, yang pada gilirannya akan bisa menyelesaikan persoalan sampah terutama sampah plastik yang juga menjadi masalah internasional.”

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).