Screening Awal Mikroplastik di Perairan Provinsi DKI Jakarta

Screening awal ini bertujuan untuk mencari tahu keberadaan mikroplastik di perairan Jakarta, yang mana akan bermanfaat dalam memberikan informasi dampak dari mikroplastik terhadap kehidupan manusia pada umumnya dan masyarakat Jakarta pada khususnya. Riset ini juga bertujuan untuk merekomendasikan tindakan pengurangan timbulan mikroplastik dan penanganan mikroplastik.

Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Agustus 2021 dan terbagi kedalam 44 titik lokasi pengambilan sampel yang tersebar di sungai, muara, teluk, dan laut. Sampel yang diidentifikasi didalam riset ini, diantaranya adalah air, sedimen, dan pencernaan ikan.

Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi pada sampel sedimen dan air merujuk pada NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). Sedangkan metode pengujian sampel pencernaan ikan merujuk pada Marine Plastic in Fish dari Civic Laboratory for Environmental Action Research (CLEAR). Hasil identifikasi yang didapatkan dari pengujian mikroplastik ini ditemukan mikroplastik dari seluruh jenis sampel dari seluruh titik. Jenis mikroplastik paling besar yang ditemukan pada sampel air di Teluk DKI Jakarta, Muara DKI Jakarta, dan Kepulauan DKI Jakarta adalah jenis fiber.

Kelimpahan mikroplastik tertinggi pada muara DKI Jakarta adalah pada MPM 3 sebesar 2.22 partikel/L. Kelimpahan mikroplastik tertinggi pada teluk DKI Jakarta adalah pada MPT 3 sebesar 0.79 partikel/L. Kelimpahan mikroplastik tertinggi pada kepulauan DKI Jakarta adalah pada MPK 2 sebesar 1.19 partikel/L. Kelimpahan rata-rata mikroplastik pada perairan lepas DKI Jakarta adalah 0.89 partikel/L. Sedangkan untuk mikroplastik yang paling banyak ditemukan pada sampel sedimen adalah jenis filamen.

Jumlah partikel mikroplastik tertinggi terkandung pada MPSM 2 sebesar 375 partikel/100gram. Kelimpahan rata-rata mikroplastik sedimen sebesar 116 partikel/100gram. Berikutnya jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan dalam sampel ikan adalah filamen. Jenis ikan yang paling banyak mengonsumsi mikroplastik adalah jenis ikan karnivora. Rata-rata konsumsi mikroplastik pada ikan adalah 167 partikel/ikan. Sedangkan jika dilihat dari spektrum cahaya menunjukkan bahwa mikroplastik akan lebih banyak ditemukan jika semakin dekat dengan area daratan, dan akan semakin sedikit jumlahnya jika menjauhi daratan.

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).